TETAP SEHAT SELEPAS RAMADHAN
Bulan Ramadhan yang mulia telah berakhir. Kini saatnya umat Islam merayakan hari raya idul fitri. Orang-orang mulai mempersiapkan diri menyambut hari besar yang sangat ditunggu-tunggu umat muslim ini. Sayangnya, ada fenomena yang sangat memprihatinkan, tapi sudah menjadi kebiasaan masyarakat pada umumnya, yaitu makan berlebihan saat hari raya. Maka, tidak heran jika penyakit-penyakit yang sudah membaik saat bulan puasa akan muncul kembali setelah hari raya.
STOP MAKAN BERLEBIHAN
Makan berlebihan pada saat hari raya Idul Fitri sudah menjadi kebiasaan. Akibatnya, tubuh sehat yang diidamkan setelah menjalankan puasa, tinggal harapan semata saja. Setelah perayaan hari raya usai, banyak orang yang antri untuk mengecek kondisi kesehatannya. Banyak penderita tekanan darah tinggi, kencing manis, kadar kolesterol tinggi, kadar asam urat tinggi, dan maag yang kambuh penyakitnya karena akibat makan sembarangan ketika hari raya. Selain itu, orang yang sebenarnya kondisi kesehatannya baik-baik saja juga tidak luput dari gangguan kesehatan akibat menyantap makanan secara berlebihan. Kita tentu tidak ingin mengalami hal serupa. Yang kita harapkan adalah bisa tetap sehat setelah menjalankan ibadah puasa dan terhindar dari gangguan-gangguan kesehatan akibat makan berlebihan saat hari raya.
SETAHUN SEKALI
”Tidak apa-apa, cuma setahun sekali” merupakan alasan yang paling sering dilontarkan ketika hendak menyantap makanan yang dihidangkan saat hari raya tiba. Tidak ada lagi menahan diri, apalagi menjauhi makanan tertentu yang seharusnya dihindari supaya penyakit tidak kambuh. Di samping itu, banyak makanan khas yang memang hanya muncul saat hari raya, sehingga banyak orang yang tidak mau melewatkan begitu saja kesempatan untuk mencicipinya. Akhirnya, hari raya justru menjadi ajang ”balas dendam” setelah sebulan penuh berpuasa. Menyantap makanan sudah tidak ada pikir-pikir atau pilih-pilih lagi. Rasanya, semua makanan boleh disantap sebanyak mungkin. Padahal, sederet akibat yang muncul karena cara makan yang tidak terkontrol sudah menanti. Lalu, mengapa ambil risiko dengan beralasan ”setahun sekali”?
AWAL MULA KAMBUHNYA PENYAKIT
Kebanyakan orang lebih sering direpotkan dengan urusan masak-memasak beraneka ragam makanan untuk menyambut hari raya. Tentu saja kebiasaan seperti ini bukanlah kebiasaan yang baik. Di samping termasuk berlebih-lebihan, makanan yang dimasak pun umumnya tidak lagi memperhatikan apakah sehat atau tidak. Banyak yang beranggapan bahwa saat hari raya tiba, yang lebih penting dalam menyiapkan makanan adalah banyak macamnya dan rasanya enak. Dari sinilah muncul atau kambuhnya berbagai penyakit setelah hari raya idul fitri.
KAMBUH LAGI SETELAH HARI RAYA
Sakit maag yang sebelumnya sudah mulai membaik, banyak yang kambuh lagi seusai Ramadhan. Berbagai macam makanan dengan rasa pedas dan asam yang dihidangkan saat hari raya tidak ketinggalan ikut memperparah kondisi lambung para penderita maag. Kebiasaan makan berlebihan dan tanpa aturan juga berimbas pada para penderita penyakit kronis lainnya, seperti kencing manis (diabetes mellitus), hipertensi (tekanan darah tinggi) serta kadar kolesterol tinggi dan kadar asam urat tinggi. Kadar gula darah penderita kencing manis bisa tidak terkontrol, jika masih menyantap aneka macam kue dan biskuit berkadar gula tinggi yang dihidangkan saat hari raya. Penderita hipertensi juga demikian, tekanan darahnya bisa melonjak karena banyak menyantap makanan yang asin dan berlemak. Maka sudah bisa dimaklumi, kalau pada akhirnya kasus kejadian stroke akibat hipertensi yang tidak terkontrol akan meningkat setelah hari raya. Selain itu, penyakit radang sendi akibat kadar asam urat yang tinggi (artritis gout) juga makin meningkat. Bagi seseorang berpenyakit kronis, apa yang telah diusahakan untuk mengontrol selama puasa Ramadhan, sebaiknya tetap dijaga agar setelah puasa Ramadhan berakhir tidak kambuh lagi. Konsisten adalah kuncinya. Sudah seharusnya, seseorang dengan penyakit kronis lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang akan dikonsumsinya.
ORANG SEHAT JUGA HARUS BERHATI-HATI
Bagi orang sehat yang tidak mempunyai penyakit kronis sebelumnya, tetap harus berhati-hati. Bukan tidak mungkin, makan berlebihan saat hari raya merupakan awal mula munculnya berbagai macam penyakit. Kondisi pencernaan yang sudah bagus dan terlatih saat menjalankan puasa bisa terganggu akibat menyantap hidangan yang rata-rata kurang memperhatikan kesehatan.
Diare (mencret), kembung, mual dan rasa tidak nyaman baik di ulu hati maupun di bagian perut yang lain akan muncul sebagai akibat mengonsumsi makanan yang beraneka ragam, terutama yang mengandung lemak dalam jumlah berlebihan dengan rasa yang terlalu asam atau pedas. Belum lagi biasanya tersedia minuman bersoda yang pada akhirnya akan memperburuk gangguan pada pencernaan kita. Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai memilih makanan dan minuman agar tidak jatuh sakit setelah berhari raya.
SEMUA TELAH DIATUR DALAM ISLAM
Ajaran Islam menganjurkan untuk tidak berlebihan dalam masalah makan dan minum, karena akan berakibat kurang baik bagi kesehatan kita. Nabi bersabda: ”Tidak ada ’bejana’ yang lebih buruk yang diisi oleh manusia daripada perutnya sendiri. Cukuplah seseorang itu mengonsumsi beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Kalau terpaksa, maka ia bisa mengisi sepertiga perutnya dengan makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga sisanya untuk nafasnya”. Dengan demikian, bisa kita pahami bahwasa makan berlebihan tidak dianjurkan dalam Islam, karena bisa menimbulkan berbagai macam akibat yang tidak baik bagi tubuh kita.
Bahkan, tidak ada tuntunan untuk merayakan idul fitri secara berlebih-lebihan. Saling mengunjungi kerabat dan tetangga juga bisa dilakukan kapan saja, tidak terbatas hanya pada saat hari raya idul fitri. Kebiasaan makan berlebihan tentu diawali dengan kebiasaan berbelanja dan membeli makanan secara berlebihan menjelang hari raya. Maka tak heran jika harga-harga selalu naik menjelang hari raya. Pasar-pasar penuh sesak dengan orang-orang yang hendak berbelanja bahan makanan. Hal inilah yang harus kita usahakan untuk diubah. Jangan sampai kita terfitnah oleh keadaan dan suasana menjelang hari raya sehingga melewatkan begitu saja keutamaan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
PERTAHANKAN YANG TELAH DICAPAI
Salah satu manfaat yang bisa dipetik dengan berpuasa adalah sembuh atau terkontrolnya penyakit yang diderita. Selain itu, bagi orang yang sehat, akan semakin merasakan banyak manfaat dibanding saat sedang tidak berpuasa (pembahasan lengkapnya bisa dibaca kembali tentang ”Sehat dengan Puasa” pada majalah As-Sunnah edisi 05/tahun XII/1429 H/2008M). Namun, sangat disayangkan ketika banyak orang yang sudah berhasil mengontrol kondisi kesehatannya saat puasa, harus menghadapi kenyataan kambuh lagi karena tidak bisa menahan diri saat hari raya tiba.
Hendaknya kebiasaan hidup sehat yang telah kita usahakan selama Ramadhan bisa kita pertahankan. Salah satu tolak ukur apakah seseorang berhasil mendapat manfaat kesehatan selama melaksanakan puasa adalah segala usaha untuk sehat selama berpuasa tetap dipertahankan setelah bulan Ramadhan usai. Semoga kita termasuk orang-orang yang berhasil meraih barâkah dan manfaat berpuasa di bulan ramadhan. Selamat merayakan hari raya idul fitri. Taqabbalallâhu minnâ wa minkum. (dr. Avie Andriyani Ummu Shofiyyah)
Sumber:
• Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah, Metode Pengobatan Nabi, Bab ”Mencegah Kelebihan Makan”, Penerbit Griya Ilmu.
• Kelompok studi serebrovaskuler, Guidelines Stroke 2004 edisi ketiga, PERDOSSI
• Petunjuk Praktis Pengelolaan DM Tipe 2, PERKENI
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06-07/Tahun XIII/1430H/2009M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondanrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197]
Almanhaj.