Kalaupun seseorang kemudian menjadi ahli taubat yang paling tulus sekalipun, rasa sakit yang menghimpit kejiwaannya akibat penyesalan tersebut, sudah layak disebut sebagai salah satu bala cobaan yang harus dia rasakan di alam dunia ini. Dengan harapan, hal itu akan menjadi salah satu pembuka pintu taubat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Perkasa, lagi Maha Pengampun.
Melalui tulisan ini, saya ingin mengetuk urat kesadaran kita bersama betapa kelalaian telah membuahkan sekian kerugian yang begitu lama, dan sudah seharusnya diakhiri. Bisa jadi, kegagalan kita selama ini mengatasi gejolak hawa nafsu yang hina, mengubah kita menjadi sosok yang sulit ,mendengar nasehat, gemetar dan berdebar-debar menghadapi hujan kritik, selalu saja tidak siap bila diajak untuk melakukan perbaikan diri.
Bisa jadi, kegagalan itu selama ini mengatasi jerat nafsu, mencetak diri kita menjadi sosok yang selalu saja berorientasi dunia, miskin gairah berdakwah dan semangat mengejar akhirat. Dan mungkin saja, kegagalan demi kegagalan itu, membuat catatan ini pun hanya akan bermanfaat bagi segelintir kita yang berniat tulus untuk menjadi manusia akhirat. Sejak saat ini ...