Mengakar ke Gagasan Khalifah Utsman bin Affan
Nama Mushaf Al-Imam terinspirasi dari perkataan para ulama terhadap Mushaf Utsmani. Mereka menyebut mushaf yang muktabar terstandar bagi umat Muslim seluruh dunia dengan nama “Al-Mushaf Al-Imam” berdasarkan perkataan Khalifah Utsman bin Affan radhiyaullah anhu.
Disebutkan dalam riwayat Ibnu Syaibah dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu yang mengatakan bahwa pada masa Kekhalifahan Utsman bin Affan terjadi perselisihan tajam terkait bacaan Al-Qur’an di antara kaum muslimin, sehingga terjadi pengingkaran satu sama lain. Ketika Utsman bin Affan αmengetahui hal tersebut, maka di antara ucapan yang beliau sampaikan adalah:
… يَا أَصْحَابَ مُحَمَّدٍ اجْتَمِعُوا فَاكْتُبُوا لِلنَّاسِ إِمَامًا
“…, Wahai Shahabat-shahabat Muhammad, berkumpulah dan tuliskanlah untuk manusia (Mushaf) Imam”
Maka dari itu mushaf ini kami namai “Mushaf Al-Imam” yang merupakan nama lain dari Mushaf Al-Utsmani.
Tajwid Warna Untuk Konsistensi Bacaan
Menggunakan khat Al-Utsmani cetakan King Fahd Madinah, Kerajaan Arab Saudi
Terjemah Al-Qur’an dari Kementerian Agama Republik Indonesia, yang posisinya berada di samping kanan dan kiri mushaf, sehingga memudahkan untuk memahami arti suatu ayat untuk tadabbur.
Warna merah pada huruf atau harakat untuk menunjukkan bacaan yang wajib ditahan dengungnya.
Warna biru pada huruf atau harakat untuk menunjukkan bacaan yang harus dibaca panjang 4 atau 5 harakat.
Warna hijau pada huruf atau harakat untuk menunjukkan bacaan yang harus dibaca panjang 6 harakat.