6 Mei 2022 7:35 pm

NASIHAT SAHABAT MULIA UMAR SEBELUM MENINGGAL KEPADA SEORANG PEMUDA

NASIHAT SAHABAT MULIA UMAR SEBELUM MENINGGAL KEPADA SEORANG PEMUDA
*NASIHAT SAHABAT MULIA UMAR SEBELUM MENINGGAL KEPADA SEORANG PEMUDA* Dulu ada seorang sahabat bernama Mughirah bin Syu’bah رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ. Beliau memiliki seorang budak pekerja bernama Abu Lu’lu’ah Fairuz beragama Majusi. Sebelumnya, Umar bin Al Khaththab pernah menetapkan peraturan yang melarang tawanan dewasa dibawa masuk ke kota Madinah. Hingga Mughirah meminta izin kepada Umar untuk membawa Abu Lu’lu’ah masuk ke Madinah, karena dia memiliki keterampilan membuat senjata, sehingga bisa bermanfaat untuk umat islam. Abu Lu’lu’ah seorang pandai besi, ahli pertukangan, dan ukiran. Maka Umar pun mengizinkan. Abu Lu’lu’ah memendam keinginan untuk membunuh Umar. Diapun menyiapkan sebilah pisau besar bermata dua, dengan pegangan di bagian tengah pisau. Pisau ini diasah tajam dan dilumuri racun. Ketika waktu subuh tepatnya di hari Rabu. Orang Majusi ini bersembunyi di salah satu sudut masjid di penghujung malam menunggu waktu subuh. Amr bin Maimun merupakan saksi sejarah kejadian ini. Imam Al Bukhari dalam shahihnya menyebutkan pengakuan Amr bin Maimun ketika menceritakan peristiwa itu, “Pada hari tertusuknya Umar, ketika jamaah shalat subuh itu, aku berada di shaf kedua, sementara di depanku ada Abdullah bin Abbas. Subuh itu, Umar memimpin shalat dengan melewati barisan shaf dan memerintahkan, “Luruskanlah shaf.” Ketika dia sudah tidak melihat lagi celah-celah dalam barisan shaf tersebut, maka Umar maju lalu bertabir. Sepertinya beliau membaca surat Yusuf atau An-Nahl pada raka’at pertama, sehingga memungkinkan semua orang bergabung dalam shalat jamaah. Sesaat ketika aku tidak mendengar bacaan takbir intiqal Umar, tiba-tiba terdengar dia berteriak, _“Ada orang yang telah membunuhku, seekor anjing telah menerkamku.”_ Abu Lu’lu’ah berusaha lari sambil menyabet-nyabetkan belatinya. Hingga ada sekitar 13 orang yang terkena tusukan belatinya, 7 diantaranya meninggal dunia. Ada salah satu jamaah yang melihat ini, dia langsung melemparkan baju mantelnya dan tepat mengenai si Majusi itu. Ketika dia menyadari bahwa dia tak lagi bisa menghindar, dia pun bunuh diri. Umar memegang tangan Abdur Rahman bin ‘Auf lalu menariknya ke depan. Siapa saja orang yang berada dekat dengan Umar pasti dapat meilihat apa yang aku lihat. Adapun orang-orang yang berada di sudut-sudut masjid, mereka tidak mengetahui peristiwa yang terjadi, selain hanya kehilangan suara Umar. Mereka berseru, “Subhanallah, Subhanallah.” Mereka menyangka imam shalat lupa. Kemudian Abdurrahman bin Auf melanjutkan shalat jamaah subuh dengan ringan (beliau membaca surat yang pendek). Setelah shalat selesai, Umar bertanya, _“Wahai Ibnu Abbas, lihatlah siapa yang telah menikamku.”_ Ibnu Abbas berkeliling sesaat lalu kembali, _“Ia budaknya Mughirah.”_ Umar bertanya, _“Budak yang pandai membuat senjata itu ?”_ Ibnu Abbas menjawab, _“Ya, benar.”_ Mendengar jawaban ini, Umar bersyukur, beliau memuji Allah, doanya dikabulkan. Karena beliau dibunuh orang Majusi, bukan orang Islam. Umar رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ mengatakan dalam sebuah kalimat yang dicatat para ahli sejarah, الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى لَمْ يَجْعَلْ مَنِيَّتِي بِيَدِ رَجُلٍ يَدَّعِى الإِسْلاَمَ _Segala puji bagi Allah, yang tidak meletakkan kematianku di tangan orang yang menyatakan Muslim._ Selanjutnya, Umar dibawa pulang. Saat itu, masyarakat Madinah seakan tidak pernah mengalami musibah seperti hari itu sebelumnya. Amirul Mukminin Umar bin Al Khaththab رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ menderita luka menganga karena bekas tusukan itu. Ketika diberi minuman rendaman kurma, minuman itu keluar melalui perutnya. Kemudian diberi susu namun susu itu keluar melalui lukanya. Akhirnya orang-orang menyadari bahwa nyawa Umar tidak bisa lagi terselamatkan. Ketika Umar bin Al Khaththab رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ dalam keadaan sakit parah setelah ditusuk oleh Abu Lu’lu’ Al-Majusi, banyak orang datang menjenguk beliau dan memberikan pujian kepada beliau, diantaranya adalah seorang pemuda. Sang pemuda itu pun berkata: _"Wahai amirul mukminin, bergembiralah dengan kabar gembira dari Allah untukmu. Anda adalah sahabat Rasulullah ﷺ dan anda termasuk yang pertama masuk Islam. Kemudian anda menjadi khalifah dan anda telah berlaku adil lalu anda mendapatkan gelar syahid."_ Ketika sang pemuda itu hendak pulang, tiba-tiba terlihat sarungnya menyentuh tanah. Umar berkata: _"Kembalikan kepadaku anak muda tadi."_ Umar pun berkata kepada sang pemuda: _"Wahai anak saudaraku, angkat sarungmu karena itu lebih bersih bagi pakaianmu dan lebih bertakwa kepada Rabbmu .."_ 📖- Shahîhul Bukhari, kitab Manâqibush-Shahabah. Lihat Fathul-Bari 7/59 no. 3700 ... Catatan: Lihatlah sikap Umar bin Al Khaththab رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ ketika melihat orang yang isbal (menjulurkan kain di bawah mata kaki), beliau perlu menegur pemuda tersebut agar menaikkan sarungnya ke atas mata kaki. Padahal beliau sedang dalam keadaan sekarat. _Bagaimana dengan sikap kita hari ini?_ ...
Blog Post Lainnya
Social Media
Kontak
0812-8182-4445
0812-8182-4445
tokobukuimamsyafiibekasi@gmail.com
Berita Newsletter
`Berlangganan
-
@2024 Distributor Buku Imam Syafi'i Bekasi Inc.