Oleh: Dr. Muhammad bin Abdul Wahhab al-Aqil, Pustaka Imam asy-Syafi’iAllah Subhanahu wa Ta’ala berfirman mengingatkan para hamba-Nya tentang besarnya nikmat yang Dia anugerahkan,
يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا ۖ قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُمْ ۖ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: “Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar.”” (Surat al-Hujurat: 17)
Segala puji hanya milik Allah yang menunjukkan kita kepada Islam. Sesungguhnya kita tidak akan pernah mendapat petunjuk jika kita tidak dianugerahi hidayah oleh-Nya. Adapun di antara karunia dan nikmat bagi umat ini adalah Dia mengutus Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umat Nabi terakhir ini,
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Surat Ali Imran: 164)
Dengan diutusnya Rasulullah, Allah Ta’ala menjadikan terbuka mata yang buta, membuat mendengar telinga yang tuli, dan membuka kalbu yang terkunci mati. Dengan dibangkitkannya Rasulullah, Allah Ta’ala menunjuki orang yang sesat, memuliakan orang yang terhina, menguatkan orang yang lemah, menyatukan orang serta kelompok setelah mereka bercerai-berai dan bermusuhan.
Seorang ulama rabbani yang tampil berdakwah dan berjihad membela al-haq itu adalah Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i rahimahullah. Dialah tokoh Islam yang dengannya Allah Ta’ala memperbarui agama-Nya dan memelihara syari’at-Nya. Allah telah menganugerahinya kekuatan dalam ilmu dan pemahaman sehingga beliau mampu meletakkan dasar-dasar ajaran Islam dan membuat kaidah-kaidah fiqih yang sangat bermanfaat bagi orang awam. Bahkan, para ulama sendiri hingga kini tetap mengambil ilmunya dan mengikuti dasar-dasar Islam yang diletakkannya dalam masalah-masalah furu’ (cabang).
Tulisan ini adalah sebuah disertasi yang diajukan kepada jurusan aqidah, Fakultas Dakwah dan Ushuluddin, Universitas Islam Madinah al-munawarah, dalam rangka meraih gelar doktor. Di antara faktor dibahasnya tulisan ini adalah dengan terungkapnya aqidah Imam asy-Syafi’i akan menjadi dalil atau argumentasi untuk menghadapi para penganut mazhab asy-Syafi’i yang menyelisihinya dalam masalah-masalah aqidah. Pasalnya, perbuatan mereka itu tidak mustahil dapat menyesatkan pelakunya, menjadikannya masuk ke dalam kubangan bid’ah, atau malah menjadikannya kafir.
Oleh karena itu, menganut mazhab asy-Syafi’i dalam fiqih sedangkan menyelisihnya dalam aqidah adalah dibenci dan diingkari, baik oleh syari’at maupun tabiat manusia.
Buku Manhaj Aqidah Imam Asy-Syafi'i
Buku cetak edisi hardcover
Penulis: Dr. Muhammad bin A.W. al-Aqil
Penerbit: Pustaka Imam Asy-Syafi'i